CAMAR TANPA SAYAP

Dulu aku penantang badai,ketika kuputuskan untuk merajut kasih bersamamu
kutantang dunia dan kuhadang badai,kutulikan telingaku dan kututup mataku
hanya dan hanya untuk dirimu,hanya agar aku tetap bersamamu,kukunci mulutku
ketika keluargaku mengatakan TIDAK untukmu,kuangkat kepalaku untuk menantang
ibuku ketika beliau katakan kau bukanlah lelaki yang terbaik untukku.
Waktu berlalu dan lelah menderamu, kau katakan tak ingin lagi bersamaku, kau
katakan jurang itu terlalu curam untuk kita lampaui, lalu kau mengkhianatiku,
kau tusuk aku dari belakang, kau sakiti dan lukai aku, kau tawarkan kiamat kecil
dan racun padaku. Selang waktupun berlalu, seseorang lelaki baik datang dan
menawarkan cintanya untukku, lalu kuanggukkan kepala ketika lelaki baik itu
melamarku, waktu berganti tiba- tiba bayanganmu sekelebat datang lewat seseorang
lelaki asing yg ku tak tahu siapa dan dimana nun jauh disana, sikap dan kata-katanya
mengingatkanku padamu yang selalu manis dan menyenangkan seperti engkau dahulu,
diapun konyol,lucu dan membuat hidupku kembali berwarna, lantas seketika aku
tersentak, tiba-tiba aku merasa takut, aku takut menghianati lelaki baikku
walau hanya dalam bayangan mu sekalipun, aku tak mau terombang ambing dalam
kegelisahan, maka kututup lembaran itu, lembaran yg telah membuka kenangan
manis ketika bersamamu, aku tak mau ada bayang-bayangmu lagi mengganggu hdpku.