CAMAR TANPA SAYAP

Selasa, 15 Juni 2010

Kalimat - Kalimat Bijaksana.........

Kompleksitas tidak berarti ketidakberdayaan. Menelusuri alur dan
menemukan simpul yang tepat dapat membongkar kekusutan

Mendengar berita kematian seharusnya membawa kita berhadapan dengan kenyataan bahwa hidup ini ternyata sangat singkat. Sama seperti uap, sekarang ada, lalu tiada. …....

Pikiran yang mengganggu akan menghancurkan. Dan ini hanya bisa dilawan dengan pikiran membangun. Kemarahan dilawan dengan kesabaran. Di kala sakit hati dan mendendam, jadilah juru damai dan coba untuk melupakan. Cobalah untuk bangkit dari kekecewaan dengan menaruh pengharapan. Dan yang paling susah, hapuslah kebencian dengan menghembuskan nafas pengampunan.

Untuk hidup sehat dan panjang umur bukan melulu tentang asupan gizi atau nutrisi. Para ahli percaya kontribusi “hati yang gembira” adalah penting untuk kesehatan. Bahkan untuk kebahagiaan manusia seutuhnya

Kita harus bertahan. Kesabaran dan ketangguhan dibutuhkan dalam sebuah perjalanan hidup,bila saat nya tiba kita akan bangga karena pd akhirnya kita berhasil memenangkan sebuah perjuangan.

Kita kerap lupa tentang terbatasnya peran kita dalam kesuksesan hidup ini. Jika hidup kita tanpa hambatan, sering kita berpikir kita sendiri yang hebat. Dan kita melupakan faktor eksternal juga bermain di dalamnya.

Harusnya kita menyadari bahwa kita hanya aktor dan aktris kecil dari perjalanan hidup ini. kita
hanya pemeran kecil dalam drama ini. Bak pertunjukan panggung, ada kuasa lain yang bergerak di belakang layar. Ada Sutradara Agung penentu segala kondisi.

Penolakan dalam bentuk apapun menyakitkan. Walau kita tahu ada unsur kesalahan kita sendiri yang menyebabkannya, penolakan yang dingin tanpa kompromi, tanpa memberikan solusi, terasa begitu brutal sekaligus sepi...

Forget about luck and do your best what is within your control!

Anda menjadi lebih kaya hari ini kalau anda sudah tertawa, sudah memberikan sesuatu ataupun mengampuni seseorang.

Kalau kita memenuhi hati kita dengan penyesalan hari kemarin dan kekuatiran hari esok, maka sulit bagi kita buat bersukur di hari ini.

Berterima kasihlah kepada Tuhan untuk apa yang kita dapat dan serahkan pada-NYA untuk apa yang kita perlukan.

Setiap orang butuh untuk dikasihi…teristimewa sekali bagi mereka tidak layak untuk menerimanya.

Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepada mereka yang menyerahkan pilihan itu kepadaNya.

Kemarin telah berlalu dan esok mungkin tidak akan pernah menghampiri kita. Satu-satunya yang kita miliki adalah hari ini. Buatlah hari ini berarti!

Kedamaianku hadir bersama keikhlasanku untuk menerima yang telah terjadi kepadaku. Dan kekuatanku tumbuh bersama kesediaanku untuk menjadikan apa yang telah terjadi sebagai langkah perbaikan dalam hidupku.

Kemarahan adalah suatu kondisi dimana lidah bekerja lebih cepat daripada pikiran.

Kasih sayang seperti pancaran sinar cerah matahari di pagi hari, dari dulu sampai sekarang ia terus-menerus memancarkan sinarnya tanpa henti, dan matahari tidak mengharap sedikit pun sang cahaya yang telah terpancar kembali pada dirinya. Seharusnya seperti itulah sumber kasih
sayang di hati kita, ia benar-benar melimpah terus tidak pernah ada habisnya.

Kasih sayang dapat diibaratkan sebuah mata air yang selalu bergejolak keinginannya untuk melepaskan beribu-ribu kubik air bening yang membuncah dari dalamnya tanpa pernah habis.Terus
mengalir dengan deras mengikuti alur sungai menuju lautan luas, dan mata air sama sekali tidak pernah mengharapkan ia kembali.

Kebahagian adalah saat dimana kau menemukan seseorang untuk kau peluk saat kau menangis,berbagi perih bersamanya, dan kesedihan adalah saat dimana kau ingin berbagi tawa tapi kau dapati dirimu hanya seorang diri.

”Jika uang adalah modal penentu keberhasilan, maka semua anak orang kaya pasti akan berhasil, dan semua anak orang miskin pasti akan tetap miskin. Tetapi, telah banyak anak orang kaya menjadi miskin, dan banyak orang kaya yang dulunya orang miskin. Sebetulnya, tidak ada kemiskinan yang lebih menyedihkan ...daripada miskinnya hati dari harapan baik.” Mario Teguh

 

 

 

 

posted by bonaventura at 04.01

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home